
Wakil Gubernur Rano Karno di Ballroom Jayakarta, Gedung Nyi Ageng Serang, Kamis ( 18/12/2025). (dok. TVRINews/Nisa Alfiani)
Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengungkapkan bahwa penggalangan donasi dalam rangka peringatan Hari Ibu telah menghimpun dana sebesar Rp3,2 miliar. Pengumpulan bantuan tersebut masih akan dibuka hingga 22 Desember 2025 sebagai puncak rangkaian kegiatan Hari Ibu.
Rano menjelaskan, meski batas waktu penggalangan donasi ditetapkan hingga 22 Desember, hal tersebut tidak berarti bantuan akan dihentikan sepenuhnya. Menurutnya, penyaluran bantuan kemanusiaan akan terus dilakukan selama masyarakat terdampak bencana masih membutuhkan.
“Untuk rangkaian kegiatan Hari Ibu, donasi kami buka sampai 22 Desember. Namun bantuan tentu tidak berhenti, karena kebutuhan di lapangan masih sangat besar,” ujar Rano di Ballroom Jayakarta, Gedung Nyi Ageng Serang, Kamis (18/12/2025).
Ia menyebutkan, selain bantuan dalam bentuk dana, masyarakat juga dapat menyalurkan bantuan berupa kebutuhan logistik, seperti popok bayi dan perlengkapan dasar lainnya yang sangat dibutuhkan para korban bencana.
Rano menegaskan bahwa penanganan bencana merupakan kewenangan pemerintah pusat. Meski demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap berupaya memberikan dukungan sesuai kapasitas yang dimiliki.
“Pemerintah DKI Jakarta sudah menyalurkan bantuan sejak hari-hari awal bencana. Bahkan pada hari kedua, kami langsung mengirimkan bantuan ke Sumatera melalui jalur Angkatan Laut,” jelasnya.
Ia menambahkan, sejumlah organisasi dan lembaga di bawah Pemprov DKI, seperti PMI Jakarta dan Basarnas Jakarta, juga telah diterjunkan untuk membantu penanganan di wilayah terdampak.
Menurut Rano, bantuan yang diberikan tidak semata-mata diukur dari besarnya nominal, melainkan dari keberlanjutan dan ketepatan sasaran. Hingga saat ini, kondisi di sejumlah daerah masih memerlukan perhatian serius karena hujan masih melanda dan potensi longsor masih terjadi.
“Kegiatan bantuan ini tidak akan pernah benar-benar selesai selama situasi di lapangan belum sepenuhnya pulih. Karena itu, gerakan kemanusiaan harus terus berjalan, melibatkan pemerintah, relawan, NGO, dan masyarakat,” katanya.
Rano juga menyampaikan bahwa beberapa pemerintah daerah, seperti bupati dan wali kota di Aceh, telah mengajukan permohonan bantuan secara resmi kepada pemerintah pusat. Menurutnya, langkah tersebut merupakan bentuk keterbukaan daerah dalam menghadapi keterbatasan anggaran daerah akibat bencana.
Ia menegaskan bahwa pengiriman bantuan dilakukan berdasarkan kebutuhan di lapangan. Jika kebutuhan masih tersedia di daerah terdampak, bantuan dapat disalurkan dalam bentuk dana. Namun, apabila logistik sulit diperoleh, pemerintah akan menyiapkan barang dari Jakarta dan mengatur pengirimannya.
“Intinya, donasi dan bantuan ini akan terus berjalan, meskipun momentum awalnya berangkat dari peringatan Hari Ibu,” pungkas Rano.
Editor: Redaksi TVRINews
