
Foto: Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyoroti tingginya kebocoran air bersih atau non-revenue water (NRW) di Ibu Kota yang saat ini mencapai 45,88 persen. Angka tersebut dinilai jauh di atas rata-rata negara maju, seperti Jepang, Korea, dan Singapura yang sudah menekan kebocoran hingga kisaran belasan persen.
“Non-revenue water kita masih sangat tinggi, rata-ratanya sekitar 45,88 persen. Padahal di negara maju angkanya hanya belasan,” ujar Pramono dalam keterangan yang dikutip, Selasa, 30 September 2025.
Pramono menegaskan penurunan kebocoran menjadi tugas utama PAM JAYA bersama Pemprov DKI. Ia menargetkan angka NRW dapat ditekan hingga 20–25 persen.
Selain persoalan kebocoran, ia juga menyinggung capaian layanan air bersih Jakarta yang saat ini baru 74,24 persen. Angka tersebut meningkat hampir 4 persen selama tujuh bulan kepemimpinannya.
“Sudah ada peningkatan hampir 4 persen sejak saya menjadi gubernur. Target kami 85 persen pada 2026 dan 100 persen di akhir 2029,”jelasnya.
Untuk mencapai target itu, Pemprov DKI menyiapkan sejumlah proyek strategis, di antaranya SPAM Karian Serpong, SPAM Jatiluhur I, dan SPAM Buaran III.
Pramono menekankan bahwa perbaikan kebocoran harus berjalan bersamaan dengan perluasan layanan, agar seluruh warga, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah, mendapat akses air bersih yang merata.
“Saya sudah berdiskusi dengan Dirut PAM JAYA agar sumber air yang ada, termasuk komunal, tetap dikembangkan demi meningkatkan cakupan layanan air bersih bagi warga Jakarta,” tandasnya.
Editor: Redaksi TVRINews