
Foto: SMAN 72 Jakarta yang menjadi tempat ledakan (TVRINews/Christhoper Natanael Raja)
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan jika Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) membawa tujuh peledak pada kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat, 7 November 2025 lalu. Hal tersebut, diungkapkan oleh uru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana.
Tak hanya itu, ia menuturkan jika tujuh peledak tersebut ditemukan usai tim gabungan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pasca peristiwa ledakan.
“Benar, ada tujuh peledak yang dibawa terduga pelaku,” kata Mayndra, saat dihubungi awak media pada Senin, 10 November 2025.
Ia juga menerangkan, dari tujuh peledak tersebut, empat di antaranya meledak di dua lokasi berbeda, sementara tiga lainnya tidak meledak dan telah diamankan pihak kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Yang meledak empat di dua lokasi. Tiga tidak meledak,” ujarnya. Kendati demikian, pihak Densus 88 enggan membeberkan secara rinci jenis bahan peledak yang digunakan dalam insiden yang menyebabkan puluhan orang mengalami luka-luka tersebut.
Diinformasikan, Polda Metro Jaya saat ini tengah mendalami motif di balik ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta, yang berlokasi di Kompleks TNI AL Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat, 7 November 2025 hari ini. Dimana, pada peristiwa tersebut, sejumlah siswa dilaporkan mengalami luka-luka.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto atau yang akrab disapa Buher, menjelaskan bahwa pihak kepolisian masih menelusuri kemungkinan pelaku merupakan korban perundungan (bullying).
“Kita doorstop malam ini sengaja meluruskan informasi sehingga tidak simpang siur. Tadi disampaikan oleh Bapak Kapolri dalam rilis, ini juga masih dilakukan pendalaman terhadap motif, apakah yang bersangkutan korban bully, ini juga masih kita dalami,” ujar Buher kepada wartawan.
Mantan Kapolres Malang Kota tersebut menambahkan, proses penyelidikan menghadapi sedikit kendala karena beberapa korban yang terluka belum dapat dimintai keterangan secara mendalam.
Terkait penyebab ledakan, Buher menegaskan bahwa penyidik masih memeriksa apakah peristiwa itu disebabkan oleh bom rakitan atau benda lain. Hasil penyelidikan lebih lanjut dan olah tempat kejadian perkara (TKP) dijadwalkan akan disampaikan pada Sabtu, 8 November 2025 besok.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, tidak perlu resah, semua sudah dikendalikan Polda Metro Jaya,” tegasnya.
Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi agar tidak menimbulkan kepanikan di lingkungan sekitar sekolah maupun masyarakat luas.
Editor: Redaksi TVRINews
