Penulis: Hari Sukemi
TVRINews, Jombang
Brondong gabah ketan merupakan salah satu jajanan tradisional yang memiliki rasa khas gurih dan renyah. Jajanan jadul tersebut rupanya masih eksis di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bahkan proses produksinya masih dilakukan secara manual.
Satu-satunya produsen jajan tradisional turun temurun tiga generasi ini adalah Ahmad Surasmintuhu (42 tahun), warga Dusun Ngumpak, Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Jombang.
Proses pembuatan jajanan jadul ini bukan dari jagung atau beras seperti brondong pada umumnya. Bahan utama adalah gabah ketan yang sudah dibersihkan kemudian disangrai dalam wadah gentong bahan tanah liat untuk pemekaran gabah ketan.
Baca Juga : PPDB 2023/2024 Dibuka, Siswa Yang Tinggal Satu RT Dengan Sekolah Jadi Prioritas Utama
Pemekaran dengan cara dipanaskan di atas api ini dilakukan hingga tiga kali hingga benar-benar mekar dan bersih, setelah itu diayak secara manual agar cangkangnya terpisah.
Tahap berikutnya dari jajan brondong adalah pencampuran dengan gula merah cair campuran kelapa. Setelah itu jajan brondong dibentuk bulat-bulat mini dan dikemas rapi.
Dalam sehari Ahmad daoat mengolah minimal 25 kilogram bahan baku gabah ketan menjadi brondong. Per bungkus isi sepuluh jajan brondong dibanderol seharga Rp 7.000.
Jajan brondong mirip seperti jajanan popcorn di era kekinian, namun dengan sentuhan kearifan lokal. Rasanya khas gurih dan renyah dan terkadang juga ditambahkan perasa maupun pewarna sesuai pesanan.
Baca Juga : Bersaksi Disidang, Staf Luhut Beberkan Reaksi Luhut Usai Tonton Podcast Haris-Fatia
Editor: Redaktur TVRINews