
Foto: TVRINews/Ridho
Penulis: Rifiana Seldha
TVRINews, Jakarta
Kegiatan belajar-mengajar di SMAN 72 Jakarta masih dilakukan secara daring Pasca-insiden ledakan yang terjadi pada Jumat (7/11) lalu. Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini disertai dengan sesi pemulihan trauma guna membantu pemulihan mental para siswa.
Selain pelaksanaan pembelajaran, dukungan psikososial berbasis Psychological First Aid (PFA) juga diberikan kepada siswa, guru, dan wali murid oleh 56 psikolog dari Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) yang terdiri dari psikolog Polri, Dinas PPAPP, Dinas Sosial, serta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
"Kami lebih dapat mengendalikan emosi kami saat ini, terima kasih atas materi pemulihan mental yang telah diberikan oleh tim psikolog," ujar salah satu siswa SMAN 72 Jakarta, dalam keterangan yang diterima, Rabu, 12 November 2025.
Lebih jauh, Pelaksanaan PFA bagi siswa, guru, dan tenaga pendidik dibagi berdasarkan kelas masing-masing. Setiap kelompok didampingi oleh fasilitator dan observer untuk menjalani sejumlah aktivitas tahapan pemulihan pasca-trauma.
Lim Swie Hok, tenaga psikologi dari tim KRESNA, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut meliputi tahapan orientasi, klarifikasi fakta, normalisasi dan psychoeducation, hingga dukungan serta refleksi (coping sharing).
“Program ini dirancang untuk menurunkan tingkat trauma, meningkatkan rasa aman, dan memulihkan semangat belajar," jelas Lim.
Menurut Lim, suasana pertemuan yang awalnya dipenuhi ketegangan dan kecemasan berangsur mencair melalui pemutaran musik relaksasi. Para siswa juga diajak berimajinasi membayangkan suasana alam yang damai dan menenangkan.
"Tujuannya adalah untuk menstabilkan kondisi psikologis para penyintas, mengurangi beban emosi, dan mengembalikan rasa aman yang sempat hilang,"
tambahnya.
Berdasarkan data Sekretariat Nasional Sekolah Pendidikan Aman Bencana per Senin (10/11/2025), kondisi lingkungan sekolah kini telah kondusif. Area masjid yang menjadi lokasi kejadian pun telah diperbaiki dengan pengecatan ulang dan penggantian karpet baru.
Editor: Redaksi TVRINews
