
Foto: Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. (Dok. Pemprov DKI Jakarta)
Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung resmi meluncurkan program try out bagi siswa penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) kelas XII di wilayah Jakarta Timur, Selasa, 21 Oktober 2025.
Pramono mengatakan, program tersebut bertujuan memberikan kesempatan belajar yang adil dan setara bagi siswa dari keluarga kurang mampu agar dapat mempersiapkan diri masuk ke perguruan tinggi.
Ia menambahkan, Jakarta Timur menjadi daerah pertama yang menginisiasi program ini, dengan pelaksanaan perdana secara hybrid.
“Ini program yang sangat baik, di mana 472 siswa penerima KJP diberikan kesempatan untuk try out, belajar persiapan masuk ke perguruan tinggi,” ujar Pramono di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Selasa.
Pramono menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program KJP dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) meskipun terjadi penurunan APBD DKI dari Rp95 triliun menjadi Rp81 triliun akibat pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH).
Ia menyebutkan total penerima KJP tahap dua saat ini mencapai 707.513 siswa, sementara penerima KJMU sebanyak 16.920 mahasiswa.
“Program KJP maupun KJMU, termasuk pemutihan ijazah, tidak boleh diubah meski ada penurunan anggaran,” tegasnya.
Ia juga mendorong pembiayaan pendidikan dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan BUMN, BUMD, dan sektor swasta, agar tidak sepenuhnya bergantung pada APBD.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Timur Munjirin menuturkan, program ini dirancang agar siswa penerima KJP memiliki pengalaman dan kepercayaan diri yang setara saat mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
"Agar mereka memiliki pengalaman dan kepercayaan diri yang sama seperti siswa lainnya ketika menghadapi ujian tulis berbasis komputer untuk masuk ke perguruan tinggi negeri maupun swasta," jelasnya.
Program try out ini dilaksanakan bekerja sama dengan Baznas Bazis Provinsi DKI Jakarta dan Naiju Academy, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di Ibu Kota.
Program tersebut akan berlangsung lima periode, mulai Oktober 2025 hingga Februari 2026, diikuti 3.304 siswa dari 40 SMA negeri di wilayah tersebut.
Editor: Redaksi TVRINews